Artikel
1
Simpanan di Bank Melorot Rp 40,4
Triliun
JAKARTA, KOMPAS.com – Bertambahnya jumlah rekening bukan berarti uang
simpanan meningkat.
Berdasarkan data yang disampaikan
Lembaga Penjamin Simpanan, pada Januari lalu jumlah rekening tabungan tumbuh sebesar
0,3 persen namun duit yang disimpan justru melorot sebesar Rp 40,40 triliun
bila dibandingkan Desember 2010 lalu. Pada Januari lalu, jumlah rekening bertambah 296.065 menjadi 97.500.958.
Namun, uang yang disimpan turun menjadi Rp 2.330,58 triliun. Penurunan
yang signifikan terjadi pada jenis tabungan sebesar 2,32 persen atau sebesar Rp
17,04 triliun. lalu, disusul kemudian deposito sebesar Rp 16,3 triliun dan giro
sebesar Rp 6,03 triliun. Yang naik hanya sertifikat deposito sebesar Rp 10
miliar. Cuma, LPS mengatakan,
total nilai simpanan Januari lalu mengalami kenaikan bila dibandingkan Januari
2010 lalu. Kenaikannya mencapai
18,49 persen.
Keterangan:
·
Kalimat
Penalaran :
Berdasarkan data yang disampaikan Lembaga Penjamin Simpanan, pada Januari
lalu jumlah rekening tabungan tumbuh sebesar 0,3 persen namun duit yang
disimpan justru melorot sebesar Rp 40,40 triliun bila dibandingkan Desember
2010 lalu
·
Kalimat
Argumentasi :
LPS mengatakan, total nilai simpanan Januari lalu mengalami kenaikan
bila dibandingkan Januari 2010 lalu. Kenaikannya
mencapai 18,49 persen.
Artikel 2
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Agus Martowardojo
semakin khawatir dengan penyelundupan yang kian parah. Bukan hanya kerugian
negara yang hilang namun yang paling mengkhawatirkan adalah kenekatan pelaku
penyelundupan yang berani merebut barang selundupan yang sudah dikuasai
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai."Penyelundupan di Indonesia sangat memprihatinkan. Dalam beberapa kesempatan, barang yang sudah dikuasai Bea Cukai masih bisa direbut oleh oknum. Mereka merusak kegiatan dan aset negara, dan itu terjadi berulang-ulang," ujar Agus saat berbicara dalam Rapat Kerja Gabungan dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (23/2/2011).
Menurut Agus, kondisi itu perlu disikapi serius karena Indonesia telah menargetkan pengembangan kawasan dengan kawasan ekonomi khusus (KEK). Jangan sampai kebebasan lalu lintas barang dari dan ke KEK malah menjadikan penyelundupan semakin parah. "Kalau mau membangun KEK jangan sampai ada perembesan dan membuat ekonomi tambah tertekan," katanya.
Sebuah KEK akan diberikan banyak fasilitas fiskal antara lain, pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah, pembebasan pajak penjualan barang mewah (PPnBM), dan tidak ada pajak penghasilan PPh impor. Ini sama dengan fasilitas fiskal di luar KEK. "Keberhasilan KEK sangat bergantung pada dukungan provinsi dan kabupaten atau kota terutama dalam menyediakan lahan dan perizinan satu pintu," kata Agus.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/02/23/12335152/Menkeu.Penyelundupan.Sangat.Memprihatinkan
Keterangan:
Kalimat Penalaran :
Menteri Keuangan Agus Martowardojo semakin khawatir dengan penyelundupan
yang kian parah. Bukan hanya kerugian negara yang hilang namun yang paling
mengkhawatirkan adalah kenekatan pelaku penyelundupan yang berani merebut
barang selundupan yang sudah dikuasai Direktorat Jenderal Bea dan Cuka
·
Kalimat Argumentasi :
Menurut Agus, kondisi itu perlu
disikapi serius karena Indonesia telah menargetkan pengembangan kawasan dengan
kawasan ekonomi khusus (KEK). Jangan sampai kebebasan lalu lintas barang dari
dan ke KEK malah menjadikan penyelundupan semakin parah. “Kalau mau mau
membangun KEK jangan sampai ada perembesan dan membuat ekonomi tambah
tertekan,” katanya
Artikel 3
SLAWI, KOMPAS.com — Pemiskinan petani pangan semakin meluas.
Pendapatan rumah tangga petani saat ini ada yang hanya Rp 300.000 per bulan.
Itu pun kalau panen padinya dalam kondisi bagus dan iklim bersahabat. Perlu
kebijakan revolusioner untuk mencegah pemiskinan petani yang semakin meluas.Penelusuran Kompas di sejumlah sentra produksi padi di wilayah pantai utara Jawa dari Karawang, Jawa Barat, hingga Tegal, Jawa Tengah, sejak Minggu hingga Selasa (22/2/2011), menunjukkan, pemiskinan petani memang nyata terjadi.
Di lapangan, Mujib (35), pemuda warga Desa Randusari, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, menyatakan, saat ini ia hanya mengolah lahan sawah 0,25 bau atau sekitar 1.700 meter persegi (1 bau sekitar 0,7 hektar atau 7.096 meter persegi).
Lahan ini pemberian orangtuanya, mantan pegawai Kantor Urusan Agama Tegal. Pemilik lahan satu bau itu saat ini menggarap lahan sewa 0,25 hektar. Dengan mengolah lahan 1.700 meter persegi, pendapatan bulanan Mujib hanya Rp 300.000-Rp 400.000 per bulan. Itu pun dengan catatan kalau panen padi tidak ada gangguan.
Karena tidak mencukupi kebutuhan, sekalipun dia masih membujang, Mujib mencari tambahan penghasilan dari berjualan benih dan pupuk.
Paling tidak untuk kedua usaha sampingannya itu, Mujib mendapatkan tambahan penghasilan bulanan Rp 100.000-Rp 200.000 per bulan. Dengan begitu, total penghasilannya menjadi Rp 500.000-Rp 600.000. Jumlah ini berbeda jauh dari pendapatan ayahnya yang dulu sebagai petani dengan lahan satu bau dan bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
”Meski saya sudah cari tambahan penghasilan, tetap kecil pendapatannya,” kata Mujib, yang pernah juga mencoba membudidayakan lele, tetapi malah merugi Rp 700.000. Berharap mendapat tambahan penghasilan, ia justru merugi.
Hadi Subeno (50), petani dari Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, saat ditemui sedang menjadi buruh panen di Desa Selapura, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, mengatakan, selama ini ia hanya bertani pada lahan sewa seluas 1.700 meter persegi.
Dengan biaya sewa tanah sebesar Rp 1,5 juta sekali musim tanam, ia sering tidak bisa mendapatkan hasil. Rata-rata, hasil penjualan padi pada lahan tersebut sebesar Rp 2,5 hingga Rp 3 juta. Padahal, ia juga masih harus mengeluarkan biaya tanam sekitar Rp 1 juta. ”Sering tidak dapat apa-apa, tidak nombok, tetapi juga tidak untung,” katanya.
Beberapa warga di Kecamatan Tanjung Morawa dan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, beralih dari petani menjadi buruh tani lantaran hasil pertanian tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan hidup. Sekarang mereka hidup dengan mengandalkan upah buruh tani dan kerja serabutan.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin, saat dihubungi secara terpisah di Jakarta, juga mengakui pemiskinan petani yang menjadi-jadi dan terus meluas sebagai dampak fragmentasi lahan pertanian.
”Mau menggunakan perhitungan model apa saja, dengan kepemilikan lahan sempit tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidup mendasar mereka,” kata Bustanul menjelaskan. Ia menghitung, dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,5 hektar, kebutuhan hidup petani yang bisa dipenuhi dari usaha pertanian mereka maksimal 54 persen. (MHF/WSI/MAS/WIE/BUR)
Keterangan:
Kalimat Penalaran :
Pemiskinan
petani pangan semakin meluas. Pendapatan rumah tangga petani saat ini ada yang
hanya Rp 300.000 per bulan. Itu pun kalau panen padinya dalam kondisi bagus dan
iklim bersahabat. Perlu kebijakan revolusioner untuk mencegah pemiskinan petani
yang semakin meluasKalimat Argumentasi :
1. Hadi Subeno (50), petani
dari Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, saat ditemui
sedang menjadi buruh panen di Desa Selapura, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten
Tegal, mengatakan, selama ini ia hanya bertani pada lahan sewa seluas 1.700
meter persegi.
2. Padahal, ia juga masih
harus mengeluarkan biaya tanam sekitar Rp 1 juta. ”Sering tidak dapat apa-apa,
tidak nombok, tetapi juga tidak untung,” katanya.
Artikel 4
BI
Siapkan Rp 5 Triliun di Bandung
BANDUNG, (PRLM).- Penukaran uang
pecahan di Bandung selama bulan Ramadan dan menghadapi Lebaran 2010 mendatang
diperkirakan mencapai Rp 5 triliun. Hal itu dikatakan Kepala Bidang Sistem
Pembayaran KBI Bandung, Ari Lajiji di Bandung, Senin di Bandung.
Jumlah itu menurut Ari, merupakan
peningkatan dibandingkan dengan penukaran yang terjadi tahun lalu. "Pada
Lebaran 2009 lalu realisasi penukaran uang hanya Rp.2 trilyun, tahun ini
diperkirakan meningkat signifikan," kata Ari.
Pecahan yang paling diminati adalah,
Rp 2.000 disamping uang baru Rp1.000 dan Rp 10.000, di samping pecahan
Rp50.000, Rp20.000 dan Rp 5.000.
Dijelaskan, tahun ini penukaran uang
akan dilakukan lewat kerja sama dengan sembilan bank. “Dengan demikian antrean
panjang di BI akan bisa dihindari,” kata Ari. (A-26)***
Kalimat Penalaran:
Saat ini, menurut Indra, jumlah pelanggan Indosat yang sudah menggunakan layanan mobile wallet Dompetku baru mencapai 150.000
Kalimat Argumentasi: Pada kuartal kedua ini Indosat berencana merilis pengembangan kerja sama mobile wallet untuk pengiriman uang dengan Timur Tengah, Malaysia, dan Hongkong.
Artikel 5
JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia mengakui mengintervensi pasar agar nilai tukar rupiah menguat. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution beralasan, intervensi ini untuk meredam laju inflasi.
”Rupiah menguat itu sengaja kami rancang untuk menekan inflasi sangat tinggi tahun ini. Inflasi year on year kan sudah mulai 6,84 persen dari 7,02 persen, itu memberikan suasana baik dan meyakinkan pasar,” ucapnya, Rabu (2/3/2011).
Lewat intervensi ini, Darmin berharap rupiah bergerak pada kisaran yang stabil. Hanya saja, mantan Direktur Jenderal Pajak ini tidak memaparkan berapa kisaran rupiah yang dijaga oleh Bank Indonesia.
Sekadar catatan, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berada di level Rp 8.824 per dollar Amerika Serikat pada Rabu (2/3/2011). Nilai tukar ini melemah dibandingkan hari sebelumnya dimana rupiah berada di level Rp 8.812 per dollar Amerika Serikat.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/03/02/16182862/BI.Rupiah.Sengaja.Dibuat.Menguat
Keterangan:
Kalimat penalaran:
Sekadar catatan, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah
berada di level Rp 8.824 per dollar Amerika Serikat pada Rabu (2/3/2011).Kalimat Argumentasi: Lewat intervensi ini, Darmin berharap rupiah bergerak pada kisaran yang stabil. Hanya saja, mantan Direktur Jenderal Pajak ini tidak memaparkan berapa kisaran rupiah yang dijaga oleh Bank Indonesia